Kerancuan tentang apa yang disebut OBAT PENENANG membuat saya sedikit
banyak mengulas tentang hal ini kali ini. Dalam praktek sebagai seorang
psikiater Psikosomatik, saya lebih banyak menemui kasus-kasus keluhan
psikosomatik yang dasarnya adalah gangguan cemas dan gangguan depresi.
Kedua jenis diagnosis ini yang paling banyak menimbulkan keluhan
psikosomatik dengan kondisi gangguan panik sebagai teratas penyebabnya
(Data di Klinik Psikosomatik RS OMNI tahun 2009, lebih dari 80% pasien
dengan keluhan psikosomatik diagnosis dasarnya adalah Gangguan Panik).
Pengobatan saat ini untuk gangguan cemas termasuk di dalamnya gangguan
panik adalah dengan menggunakan Antidepresan golongan SSRI (Serotonin
Selective Reuptake Inhibitor). Penggunaan obat cemas golongan
benzodiazepin (yang sering disalahartikan sebagai obat penenang)
hanyalah digunakan saat awal terapi (jika perlu) dan digunakan dalam
jangka waktu yang singkat.
Di bawah ini akan saya bahas tentang hal itu dengan bahasa yang
sederhana (non-textbook words) sehingga mudah dipahami oleh pembaca
sekalian.
Mengenal Antidepresan dan Antianxietas (anticemas)
Antidepresan
Cara kerja dengan memberikan efek pada sistem monoamin, serotonin dan
norepinefrin. Namun tidak semua antidepresan mempunyai efek kepada
ketiga sistem otak tersebut.
Beberapa contoh obat antidepresan :
Golongan Trisiklik
Paling terkenal adalah AMITRYPTILINE 25 mg, obat antidepresan yang murah
meriah ini (harganya setablet cuma 200-600 perak) tersedia dalam bentuk
generik. Masih dipakai terutama untuk pasien di puskesmas, punya efek
antinyeri yang baik sehingga sering menjadi obat racikan untuk para
dokter saraf. Sayangnya menimbulkan efek ngantuk yang luar biasa
walaupun anjuran 3 kali sehari namun biasanya hanya bisa dimakan saat
malam hari saja. Efek ke Jantung yang kurang baik menyebabkan pemakaian
obat ini terbatas untuk dewasa muda dan hampir tidak pernah diberikan
pada lanjut usia yang menderita kelainan jantung.
Golongan Tertrasiklik
Sejenis dengan golongan diatas, merk tekenal adalah LUDIOMIL dengan merk generik Maproptiline (tidak tersedia)
Golongan Monoamine
Dikenal dengan merk dagang AURORIX isinya generik MOCLOBLEMIDE. Obat
yang termasuk sudah tua dan jarang dipakai lagi karena efek samping
keracunan serotonin yang membahayakan. Obat inilah yang di beberapa obat
flu tidak boleh diberikan. Jadi kalau ada pasien bertanya apakah kalau
makan obat antidepresan boleh makan obat flu, jawabnya boleh saja asal
jangan makan obat ini.
Golongan Serotonin
Merupakan golongan terbaru yang paling direkomendasikan saat ini karena
toleransi yang baik dan efek samping yang minimal. Beberapa jenis dan
merk dagang yang terkenal adalah :
Fluoxetine (Kalxetin, Prozac, Antiprestin, Lodep)
Sertraline (Serlof, Zoloft, Antipres)
Escitalopram (Cipralex)
Paroxetine (Seroxat) —> sudah jarang digunakan di Indonesia
Efek samping paling sering adalah Mual dan gangguan perut namun biasanya
dengan dosis awal yang kecil dan naik perlahan hal ini bisa
dinetralisir
Golongan Serotonin-Norepinefrin
Merupakan golongan paling baru, merknya yang terkenal adalah Cymbalta
dan Effexor. Sudah sedang tidak tersedia di Indonesia untuk beberapa
saat.
Efek samping mirip dengan serotonin namun terkadang tekanan darah tinggi suka ditemukan pasca pemakaian.
BENZODIAZEPINE
Dikenal masyarakat sebagai obat penenang, rupanya macam2 dan paling terkenal adalah XANAX yang isinya Alprazolam.
Golongan lain adalah
a. Alprazolam (xanax, calmlet, zypraz dkk)
ditujukan untuk pasien ggn panik dan tidak yang lain. namun krn efek
ketergantungan fisiologis dan psikologisnya yg tinggi, sejak beberapa
tahun ini sdah tidak disarankan diberikan jika kondisi pasien tidak
perlu sekali dan masih bisa ditangani oleh obat golongan lain seperti
clobazam (frisium). Lagipula terapi lini pertama untuk pasien panik
adalah
Antidepresan
b. Clobazam (Frisium)
Obat ini tidak dikenal di USA. Lebih banyak diresepkan di JEpang dan
Eropa. Cukup aman namun efeknya tidak secanggih alprazolam. Efek
ngantuknya minimal dan waktu kerjanya cukup panjang. Biasa diberikan
hanya pada awal terapi.
c. Estazolam (Esilgan)
Dikenal sebagai obat tidur, biasa diresepkan dalam bentuk sediaan 1 mg dan 2 mg
Tidak boleh digunakan berbarengan dengan obat anticemas lain. Efek
sedasi tinggi sehingga digolongkan ke dalam hipnotik sedatif. Untuk
gangguan tidur memang yahud tapi lebih baik pake golongan yang lebih
ringan dulu.
Hang over sering dialami oleh pemakai obat ini, keracunan akibat
pemakaian yang banyak menyebabkan efek sedasi yang berkepanjangan bahkan
jika sudah dibilas lambung dan sudah digunakan obat keluar kencing.
d. Lorazepam (ATIVAN)
Aman untuk orang tua, dikarenakan karena metabolit atau sisa
metabolismenya di dalam darah tidak aktif lagi, wktu kerja pendek
sehingga aman untuk orang tua dan pasien2 yang mengalami gangguan
ginjal.
Dosisnya beragam dari 0,5 mg 1mg sampai 2 mg
e.Diazepam (Valium, valisanbe)
Obat anticemas klasik, paling murah dan banyak gunanya dari anak kecil
(bayi) digunakan sebagai obat yang dimasukkan ke dubur dalam bentuk
supositoria (stesolid) untuk kejang demam sampai racikan untuk pasien
dengan nyeri. Efeknya selain sedatif juga pelemas otot. Waktu kerjanya
panjang sehingga sering hang over…Tidak disarankan digunakan pada lansia
Semoga membantu